UXGwYckfCgmqHszQE5iamiTBKMiIQBNym46UNkvU
Lembar Nasihat

Semua Orang Bisa Menjadi Wali Allah


Suatu hari penulis bercerita kepada shabat penulis tentang amalan yang biasa dilakukan oleh ulama terdahulu tetapi belum pernah berhasil penulis lakukan. Terlalu berat karena membutuhkan daya tahan tubuh yang kuat serta kedisiplinan yang luar biasa.

Ternyata hal yang belum sanggup penulis lakukan tersebut sudah berkali-kali dilakukan oleh sahabat penulis. Ia mengatakan bahwa hal-hal yang dilakukan oleh para ulama terdahulu semuanya bisa dilakukan. Meskipun berada di kesibukan kehidupan modern dan bekerja di kantor. Ia juga dulu menganggap itu hal yang sulit dilakukan.

Sahabat penulis memberikan trik untuk dapat melakukannya. Ia berkata, “Minta ke Allah Mas kuncinya, doa minta dimudahkan Allah hari ini pengen begini-begini.” Karena ia sudah berhasil melakukannya, penulis mencoba resep cara berdoa yang ia lakukan.

Jika sebelumnya penulis ketika akan beramal langsung melakukannya begitu saja, kali ini penulis meminta kepada Allah SWT untuk mendapat ijin agar mampu melakukannya. Setiap kali rasa lelah atau putus asa menyelinap di dalam pikiran, kembali berdoa dan meminta. Akhirnya penulis mampu menyelesaikannya.

Ternyata resep berdoa yang ia lakukan cocok untuk penulis. Sepertinya penulis akan memakai resep berdoa yang ia lakukan untuk melakukan hal-hal berikutnya yang sulit untuk dilakukan.

Cara Berdoa dan Beribadah Bemacam-macam

Cara orang berdoa memang bermacam-macam seperti resep masakan yang beraneka ragam. Ada yang cocok dengan suatu resep tetapi tidak cocok dengan resep lainnya.

Seandainya soto Banjar adalah soto yang paling enak, tentu sekarang sudah tidak ada lagi soto Betawi atau soto Madura. Namun, karena kecocokan resep setiap orang berbeda-beda, sampai sekarang masih terdapat berbagai macam soto dengan aneka resepnya.

Ada orang yang memilih berdoa dengan global tanpa detil rincian. Ia hanya berdoa agar bisa dimasukkan ke dalam surga. Ada yang memilih mendetilkan doa menjadi sarana-sarana untuk mencapai surga. Ia berdoa agar dapat membaca Al-Quran, naik haji, mewakafkan aset untuk masjid, dan lain-lain.

Ada yang memilih banyak berdoa dengan alasan ayat Al-Quran dan hadits menyuruh manusia berdoa. Di antaranya adalah ayat:
Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina" (QS. Al-Mu’min ayat 60)
Ada juga yang memilih sedikit atau bahkan tidak berdoa dengan alasan malu karena karunia Allah sudah sedemikian banyak. Ia merasa tidak sopan berdoa bermacam-macam. Ia yakin bahwa sebelum ia berdoa, Allah SWT sudah tahu apa yang ia butuhkan.

Semua resep, berdasarkan sepemahaman penulis, bisa dipakai asalkan memiliki prasangka baik dan memiliki hubungan yang dekat dengan Allah SWT. Setiap orang bisa memilih cara yang paling pas buat dirinya.

Cinta Muncul dengan Berbagai Sebab

Seperti orang tua yang memiliki dua anak. Anak yang pertama memiliki sifat mandiri dan tidak pernah meminta kepada orang tuanya. Ia selalu berusaha menyelesaikan masalahnya sendiri. Anak yang kedua justru seperti tidak memiliki kemampuan untuk mengurus dirinya sendiri. Sebentar-sebentar perlu dibantu karena kekurangannya.

Meskipun kondisinya bertolak belakang, orang tuanya tetap mencintai keduanya. Kepada anak yang mandiri orangtuanya cinta karena kagum dengan tekadnya yang kuat. Kepada anaknya yang lemah, orangtuanya cinta karena iba dengan kekurangan yang ia miliki.

Kedua anaknya, meskipun memakai pendekatan yang berbeda, bisa mendapatkan cinta orang tuanya. Anak pertama memakai jurus kalimat, “Mamah tenang saja, aku bisa kok.” Anak kedua menggunakan cara manja untuk membuat orang tuanya merasa dibutuhkan dan jatuh cinta. Jurus yang digunakan anak kedua adalah, “Ayo dong Maaah, bantuin akuuu.”

Di dalam suatu ceramahnya, Gus Baha pernah menceritakan seorang wali (kekasih Allah SWT) yang rajin beribadah, suatu hari berdoa kepada Allah SWT. Wali tersebut ingin mengetahui orang yang yang kelak menjadi temannya di surga.

Mungkin wali tersebut ingin menjalin persahabatan dengan orang yang akan menjadi temannya di surga. Mungkin ia juga penasaran dengan ibadah orang yang memiliki kesholehan yang sederajat dengannya.

Singkat cerita Allah SWT menunjukkan orang yang tingkat kewaliannya sama dengan wali tersebut. Ternyata temannya di surga “tukang tidur” atau yang sekarang disebut dengan istilah ‘kaum rebahan”. Berbeda dengan dirinya yang rajin sholat tahajud, membaca Al-Quran, berpuasa dan ibadah lainnya, wali tersebut lebih banyak tidur.

Ia pun menanyakan kenapa temannya sering tidur dan jarang beribadah. Temannya mengatakan bahwa ia tidur karena berusaha menghindari maksiat. Agar dirinya tidak berbuat dosa, ia memilih untuk tidur.

Jika si wali berjuang beribadah melakukan ketaatan, ternyata temannya di surga juga sedang berjuang untuk meninggalkan maksiat. Bagi si wali, meninggalkan maksiat adalah hal yang ringan baginya. Yang berat adalah melakukan ibadah.

Bagi temannya, jangankan beribadah, meninggalkan maksiat saja masih sangat berat baginya. Ia memiliki kondisi yang lebih lemah. Namun, meskipun ia lebih lemah, hasilnya ternyata sama. Buktinya mereka berkumpul di level yang sama di surga.

Optimis Meraih Cinta Tuhan

Cerita Gus Baha menimbulkan optimisme bahwa semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi wali Allah. Tidak perlu seseorang merasa iri dengan kondisi orang lain. Tidak perlu juga merasa bersalah dengan kondisi saat ini.

Mereka yang sibuk bekerja di kantor tidak perlu merasa iri dengan para ulama yang menikmati ibadah dan mengkaji ilmu bersama murid-muridnya di pesantren. Allah SWT memahami kondisi hambaNya. Sebagaimana permisalan di atas, orang tua juga bisa mencintai anaknya yang memiliki kondisi lemah karena iba.

Ada teman penulis yang mengatakan kepada penulis bahwa ia belum mempunyai anak yang bisa menjadi investasi sebagai anak yang sholeh. Ia juga tidak memiliki amal jariyah berupa lembaga sosial. Selain itu ia juga tidak memiliki sarana untuk mengajar.

Mungkin ia melihat penulis memiliki beberapa anak penghafal Al-Quran. Ia juga melihat penulis memiliki blog untuk menulis. Tapi sangat mungkin sekali ternyata ia memiliki level yang tinggi di surga. Sangat mungkin sekali cintanya kepada Allah SWT sangat besar. Semua bisa menjadi wali dengan kodisi yang dimiliki.

Di dalam sebuah hadits diceritakan tentang seorang yang masuk surga karena memberi minum seekor anjing yang kehausan. Ia berhasil masuk surga dengan bermodalkan rasa kasihnya kepada anjing yang menderita kehausan.

Selain rasa optimisme, begitu banyaknya cara menjadi wali Allah SWT, bisa menimbulkan prasangka baik kepada semua orang. Lihatlah orang-orang di sekeliling Anda. Bisa jadi salah satu dari mereka adalah teman Anda di surga.

Wallahu a'lam bishshowab
Lebih lamaTerbaru

1 komentar

Translate