Suatu hari Kepala Seksi PKD mendapat giliran kultum Ramadhan di mushola KPP Pratama Tenggarong. Beliau menyampaikan materi tentang empat hal yang bisa membuat manusia mendapat gangguan jin.
Poin pertama sampai dengan poin ketiga disampaikan dengan lancar tanpa ada masalah. Pada poin pertama beliau menjelaskan bahwa seseorang yang bekerja sama dengan jin (misalnya dukun atau tukang sihir) bisa membuat keturunannya diganggu jin.
Poin kedua adalah seseorang yang belajar ilmu kanuragan (tenaga dalam) dengan bantuan jin juga rentan mendapat gangguan. Poin ketiga bersumber dari eksternal berupa serangan sihir oleh orang lain atau ada jin yang iseng mengganggu.
Saat pembahasan poin keempat, suasana kultum yang semula tenang menjadi riuh dan ramai. Kehebohan muncul bukan disebabkan ada yang kesurupan karena gangguan jin. Permasalahannya adalah beliau mengatakan bahwa beliau lupa poin yang keempat.
Tanggapan jama'ah mushola bermacam-macam. Ada yang hanya tertawa. Ada juga yang protes dan meminta beliau mengingat-ingat poin keempat. Bahkan sampai ada yang berkata, "Sudah ditunggu ini Pak."
Seandainya sejak awal tidak dinyatakan ada empat poin, kultum bisa segera ditutup tanpa ada yang menuntut meneruskan sampai selesai. Namun, karena di awal kultum sudah disebutkan ada empat poin, ini membuat rasa penasaran jama’ah muncul.
Setelah beberapa saat, akhirnya beliau menjelaskan poin keempat. Entah beliau benar-benar lupa atau itu hanyalah taktik ice breaking yang dilakukannya untuk mencairkan suasana. Penjelasan beliau tentang poin yang keempat membuat rasa penasaran jama'ah menjadi terobati.
Penulis sengaja tidak menyampaikan poin yang keempat agar pembaca bisa ikut merasakan kondisi penasaran yang dirasakan jama'ah mushola saat itu. Kondisi yang menimbulkan ketidaknyamanan yang menuntut untuk dituntaskan.
Rasa Penasaran Membuat Seseorang Menjadi Aktif
Rasa penasaran memang membuat seseorang susah untuk berhenti. Rasa penasaran akan membuat seseorang terus berusaha sampai terwujud keinginannya. Banyak strategi pemasaran yang memanfaatkan rasa penasaran yang ada pada manusia.
Di antaranya adalah baner yang di pasang di depan beberapa toko dengan tulisan “Jangan lihat ke kiri”. Meskipun berupa kalimat larangan, tulisan tersebut akan menimbulkan rasa penasaran yang justru membuat para pengendara menengok ke kiri. Target toko untuk menarik perhatian tercapai.
Production House (PH) menggunakan rasa penasaran untuk menggiring penonton sinetron tetap setia mengikuti puluhan episode. Tokoh yang jahat di dalam sinetron tidak segera mendapat balasan, bahkan terus mendzhalimi tokoh yang baik. Penonton terpaksa terus menonton lanjutan episode karena penasaran dengan keadilan yang harus ditegakkan.
Rasa penasaran ini juga digunakan oleh pengelola judi online untuk menjerat korbannya. Para korban diberikan kemenangan-kemenangan kecil yang membuat mereka penasaran dan terus berjudi untuk mendapatkan kemenangan besar. Para penjudi berpikir, “Masak sih nggak dapat? Mungkin kali ini bisa dapat besar.”
Tawaran kemenangan berlipat ganda yang menggiurkan menutup akal para korban. Tanpa sadar, sedikit demi sedikit uangnya terkuras. Pengelola judi online tertawa terbahak-bahak karena berhasil mengkadali para korban judi yang penasaran. (Baca https://www.lembarnasihat.com/2024/01/pertaruhan.html )
Pada dasarnya rasa penasaran adalah naluri manusia yang bisa membuatnya bersemangat. Penasaran akan membuat seseorang terus mengejar apa yang dia inginkan. Seperti lirik lagu “Penasaran” yang dinyanyikan oleh Rhoma Irama berikut:
PENASARANKalau belum bisa aku mendapatkan.Oh, gadis manis yang menjadi rebutan.Sungguh mati aku jadi penasaran.Sampai mati pun akan kuperjuangkan.Memang dia yang paling manis.Di antara gadis yang manis...
Manusia memiliki rasa penasaran yang membuatnya aktif mencari jawaban. Terombang-ambing di antara ketidakpastian membuatnya berusaha untuk memastikan. Jalan mencari kepastian itulah yang membuatnya berusaha lebih keras.
Rasa Penasaran Adalah Potensi Bagi Manusia
Mengingat rasa penasaran adalah potensi yang bisa dijadikan senjata, maka perlu ada pengelolaan terhadap rasa penasaran. Ia harus ditimbulkan dan diarahkan. Manusia yang tidak memiliki obsesi hidup cenderung berjalan di tempat.
Rasa penasaran bisa muncul jika dihadapkan dengan tantangan. Penasaran untuk mengalahkan tantangan. Seperti anak-anak yang sering diberi tantangan oleh orang tuanya.
Anak yang dijanjikan hadiah sepeda jika menjadi juara kelas oleh orang tuanya tentu menjadi tertantang. Ia yang semula tidak pernah berpikir untuk menjadi juara kelas, menjadi penasaran. Bisakah ia menumbangkan juara kelas saat ini dan meraih sepeda yang dijanjikan?
Tantangan yang menimbulkan rasa penasaran adalah tantangan yang bisa dicapai. Targetnya harus realistis. Misalnya seorang ayah bertanya kepada anaknya, “Bisa nggak kamu jadi rangking satu di kelas? Kalau bisa nanti ayah belikan sepeda.” Jawaban yang diberikan anak akan tergantung dengan kemampuan yang anak miliki.
Jika pertanyaan tersebut diajukan kepada anak yang menduduki rangking tujuh di kelas, ia akan menjawab, “Sepertinya saya bisa Ayah. Saya coba.” Tantangan yang menimbulkan perasaan penasaran di dalam diri anak.
Namun, jika pertanyaan itu ditujukan kepada anak yang menduduki rangking empat puluh dari empat puluh anak di kelas, tanpa berpikir panjang ia menjawab tidak bisa. Ia sama sekali tidak penasaran dengan tantangan ayahnya. Jangankan merebut tahta juara satu, naik kelas aja belum tentu pikirnya.
Perlunya Mencari Tantangan
Masalahnya, seorang anak memiliki orang tua atau guru yang terus memberikan tantangan untuk membangkitkan rasa penasaran. Bagaimana dengan orang dewasa? Orang dewasa harus mampu mencari sendiri tantangan-tantangan kehidupannya.
Al-Quran dan Hadits Nabi bisa menjadi referensi untuk mencari tantangan kepada orang-orang beriman. Tantangan yang layak untuk diambil karena yang memberikan tantangan adalah Tuhan yang tidak pernah mengingkari janjiNya.
Tantangan yang diberikan Allah SWT juga bermacam-macam. Ini disebabkan karena manusia diciptakan dalam keadaan yang berbeda-beda. Salah satunya adalah yang tercantum di dalam hadits berikut
Ada tujuh golongan yang akan Allah naungi dengan naungan (rahmat)-Nya pada hari yang tidak ada naungan selain naungan-Nya. (Ketujuh orang itu) adalah: (1) seorang pemimpin yang adil, (2) seorang pemuda yang tumbuh dewasa dengan beribadah kepada Tuhannya, (3) seorang laki-laki yang hatinya terpaut dengan (aktivitas-aktivitas) masjid, (4) dua orang yang saling mencintai karena Allah, yakni keduanya bersatu dan berpisah hanya karena Allah, (5) seorang laki-laki yang ketika dirayu oleh seorang wanita bangsawan dan cantik (untuk berzina), kemudian menolaknya, sambil menjawab, “Sungguh aku takut kepada Allah, (6) seorang yang bersedekah lalu ia menyembunyikannya, sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang disedekahkan oleh tangan kanannnya, dan (7) seorang yang berzikir kepada Allah di tempat yang sunyi kemudian kedua air matanya berlinang. (HR. Bukhari)
Sebagaimana kondisi yang berbeda, setiap orang bisa mengambil tantangan sesuai dengan keadaannya. Jika tidak bisa mengambil tantangan sebagai pemimpin yang adil karena tidak memiliki jabatan, bisa mengambil tantangan yang lain. Semua punya kesempatan untuk menjadi orang yang istimewa dengan kemampuan yang ia miliki. Jadi, kamu penasaran dengan tantangan yang mana?
Wallahu a'lam bishshowab
Barakallahu fikk Ustadz
BalasHapus