Agus memerlukan uang untuk memperbesar tokonya. Pembeli di tokonya sudah semakin ramai dan Agus sering kehabisan barang untuk memenuhi permintaan. Agus sudah menghubungi beberapa temannya untuk meminjam uang dan menawarkan pembagian keuntungan dari hasil usahanya. Namun, teman-teman yang ia kenal ternyata tidak memiliki dana lebih untuk berinvestasi di tokonya.
Tono baru saja menjual tanahnya yang terkena proyek jalan tol. Tiba-tiba saja ia memiliki uang yang banyak. Ia ingin berinvestasi dengan menitipkan uang tersebut kepada teman-temannya yang memiliki usaha. Temannya ada yang membuka warung, penjual bakso, petani cabe, dan lain-lain. Namun, tak satu pun teman yang ia kenal yang membutuhkan modal tambahan.
Ilustrasi kisah Agus dan Tono yang sebenarnya saling membutuhkan namun tidak bertemu akan dapat diselesaikan dengan instrumen keuangan yang dinamakan bank. Dengan konsep bagi hasil atas keuntungan, bank syariah bisa menjadi jembatan yang menghubungkan keduanya.
Bank adalah agen yang mempertemukan orang-orang yang membutuhkan uang dengan orang-orang yang memiliki kelebihan uang. Mereka yang mencari modal usaha tidak perlu mengelilingi kota mencari pemodal. Cukup mendatangi bank karena orang-orang yang memiliki kelebihan uang akan menaruh uangnya di sana.
Demikian juga dengan petani yang bercocok tanam di gunung. Jika ia ingin memakan ikan tidak perlu repot pergi ke pantai dan menunggu nelayan yang pulang. Ia cukup pergi ke pasar dan menemui pedagang yang menjadi agen perantara.
Pepatah mengatakan “Asam di gunung, garam di laut, bertemu di belanga.” Secara logika, pertemuan asam dan garam sulit terjadi karena jarak mereka yang sangat jauh. Namun, dengan adanya pedagang, jangankan asam dan garam, daging dari Australia, keju dari Prancis, dan gandum dari Rusia pun bisa berkumpul dalam satu belanga.
Menjadi yang Terbaik dengan Meraih Kepercayaan
Para bankir dan pedagang akan saling berlomba menjadi yang terbaik. Mereka akan memasang iklan yang membuat orang-orang percaya bahwa merekalah yang terbaik. Semakin banyak barang yang dititipkan kepada mereka maka semakin banyak keuntungan yang akan didapatkan.
Para pembeli barang akan mendatangi pedagang yang menjual barang paling lengkap. Daripada mendatangi beberapa toko, mending datang ke satu toko yang menjual bermacam-macam barang.
Para pemilik barang juga tahu bahwa para pembeli lebih tertarik berkumpul di toko yang lengkap. Itu sebabnya para pemilik barang berusaha menitipkan barangnya di toko yang paling besar. Jika ada kesempatan untuk menaruh barang di hypermarket, untuk apa menaruh barang di supermarket atau di mini market.
Semakin banyak yang pembeli di suatu toko maka akan semakin banyak penjual yang menitipkan barang di sana. Selama kapasitas ruangan dan tenaga pegawai yang tersedia masih mencukupi, toko tidak akan menolak jika ada pemilik barang yang menitipkan barangnya. Keuntungan yang didapat toko akan semakin besar.
Manusia adalah Agen Tuhan di Muka Bumi
Konsep untuk mendapat kepercayaan dan memperbesar kapasitas, yang dilakukan bank atau pedagang juga berlaku untuk manusia yang pada dasarnya adalah agen Allah SWT di muka bumi. Manusia pada dasarnya diciptakan menjadi khalifah yang tugasnya menyebarkan rahmat di dunia. Allah SWT berfirman:
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui" (QS. Al-Baqarah ayat 30)
Khalifah secara etimologis bermakna “pengganti”. Manusia pada dasarnya adalah wakil atau agen dari Allah SWT yang mengelola alam semesta. Manusia adalah pemimpin yang mengelola hewan, tumbuhan dan alam. Manusia saling tolong menolong untuk menciptakan kehidupan yang baik di muka bumi.
Ada manusia yang tidak memahami fungsinya sebagai agen yang mendapat titipan dari Allah SWT. Ia memilih tidak mau membantu orang yang mengalami kesulitan. Ia memilih untuk berdiam diri. Ia memilih membiarkan terjadinya kerusakan. Ini seperti pedagang yang memilih untuk tidak menjual barang yang dititipkan kepadanya. Bagaimana ia akan mendapatkan keuntungan?
Seseorang yang faham bahwa ia hanyalah “agen” dari Allah SWT, saat memberikan bantuan, meyakini bahwa yang ia berikan hanyalah titipan dari Allah SWT melalui dirinya. Ia hanyalah distributor yang menyalurkan barang yang bukan miliknya. Tenaga, pikiran dan harta yang ia berikan berasal dari Allah SWT. Ia akan mendapatkan keuntungan berupa pahala, kebahagiaan, keberkahan hidup, dan lain-lain dari Allah SWT.
Ia meyakini bahwa harta yang menjadi haknya di dunia tidak berkurang karena harta yang ia berikan memang bukan miliknya. Itu adalah harta milik orang lain yang dititipkan melalui dirinya. Seorang ustadz mengatakan bahwa ia memiliki penghasilan besar karena mendapat amanah berupa anak dan istri. Jika ia tidak memiliki anak dan istri tentu penghasilannya tidak sebesar sekarang. Allah SWT telah menetapkan jatah rezekinya.
Semakin banyak harta orang lain yang dititipkan kepada seseorang, maka semakin banyak Allah SWT mengalirkan rezeki kepadanya. Nabi Muhammad SAW bersabda:
Sedekah itu tidak akan mengurangi harta. Tidak ada orang yang memberi maaf kepada orang lain, melainkan Allah akan menambah kemuliaannya. Dan tidak ada orang yang rendah hati karena Allah, melainkan Allah akan mengangkat derajatnya (HR. Muslim)
Semakin Kuat Keinginan, Semakin Besar Amanah
Seperti bank dan pedagang yang berusaha agar banyak yang menitipkan barangnya kepada mereka, manusia sebagai agen kebaikan juga seharusnya meminta kepada Allah SWT agar mampu memberikan manfaat kepada manusia. Jika Bank memasang iklan untuk menyatakan dirinya bonafid, manusia berdoa kepada Allah SWT untuk menyatakan keinginannya menjadi manusia yang bermanfaat.
Bank atau pedagang yang tidak memasang iklan akan kalah bersaing dengan bank lain. Begitu juga dengan manusia yang tidak punya keinginan untuk menjadi orang yang bermanfaat, tidak akan mendapat kesempatan yang besar untuk beramal kebaikan. Allah SWT akan menitipkan tenaga, pikiran, dan harta kepada orang lain yang memang ingin membantu orang lain.
Bank atau pedagang yang sudah teruji sangat baik pelayanannya akan didatangi oleh banyak orang. Mereka akan kebanjiran pesanan. Tapi itu tidak masalah. Para pemodal juga akan membanjiri mereka dengan modal yang bisa membuat mereka mampu memenuhi pesanan.
Begitu juga dengan manusia yang terkenal sering membantu orang lain. Akan banyak permintaan bantuan kepada dirinya. Banyak yang menggantungkan harapan kepadanya. Tapi itu tidak masalah, Allah SWT akan menitipkan kekuatan dan kemampuan sehingga mampu membantu orang lain. Nabi Muhammad SAW bersabda:
Allah akan senantiasa menolong hamba-Nya, selama hamba tersebut menolong saudaranya. (HR. Muslim)
Menjadi agen kebaikan adalah pilihan. Jika bank dan pedagang bisa mengalami kerugian saat nasabah atau pembeli tidak membayar, maka menjadi agen kebaikan tidak akan mengalami kerugian. Semua manfaat yang diberikan akan mendapatkan ganjaran dari Allah SWT. Apalagi modal yang dimiliki oleh agen kebaikan semuanya berasal dari Allah SWT.
Apakah Anda sudah siap menjadi agen terbaik? Apakah Anda merasa cukup menjadi minimarket atau sudah siap menaiki kasta tertinggi yang menguasai pemasaran? Segera pasang iklan.
Wallahu a'lam bishshowab
Barakallahu fikkum Ustadz
BalasHapusTernyata Allah telah sediakan agen-agen diluar sana yang siap membantu kita
Manakala kita juga sebagai agen kebaikan dan menebar kebaikan