Suatu hari penulis mengikuti diklat yang berkaitan dengan pencarian data. Data adalah sumber daya yang saat ini merupakan aset yang sangat berharga.
Di berbagai bidang, siapa yang menguasai data, dialah yang akan menjadi pemenang. Pentingnya data di tempat kami bekerja, membuat proses perbaikan data adalah hal yang menjadi perhatian.
Salah satu materinya di dalam pelatihan adalah melacak keberadaan seseorang. Pemateri menguji kami untuk mencari posisi seseorang melalui foto.
Soal pertama cukup mudah. Ada yang bisa menebak posisi tokoh di dalam foto yang sedang berada di luar negeri. Ä°a menemukan sebuah tanda yang menunjukan lokasinya.
Soal kedua pemateri menjanjikan seratus ribu rupiah bagi yang bisa menebak. Ä°a menunjukkan gambar sebuah pohon dan bertanya, "Di mana pohon ini berada?"
Kami berusaha mencari dengan memasukkan gambar pohon ke dalam search engine. Karena hanya ada gambar pohon dan tembok, ribuan gambar yang mirip dengannya. Menyerah, tidak ada yang bisa menjawab.
Pemateri kemudian memasukkan gambar pohon tersebut ke dalam suatu aplikasi. Tidak lama munculah angka-angka koordinat bumi yang menunjukkan posisi pohon.
Ternyata foto yang diambil dengan menggunakan handphone mengandung data lokasi. Seseorang yang memfoto dirinya, jika ia tidak mematikan seting lokasi, tidak bisa berbohong sedang berada di lokasi lain.
Mulut bisa berbohong, namun alam sekitar bisa menjadi saksi perbuatan seseorang. Bahkan tubuh seseorang bisa menjadi saksi yang membantah apa yang dikatakan mulut.
Saat seseorang berbohong, maka hatinya akan merasa bersalah. Rasa bersalah akan mempengaruhi tubuh sehingga tubuh akan bereaksi atas kebohongan yang dilakukan mulut.
Alat deteksi kebohongan digunakan untuk membaca reaksi tubuh saat berbohong. Saat berbohong, akan terjadi perubahan fiologis.
Perubahan tersebut antara lain perubahan jumlah helaan nafas, detak jantung, tekanan darah, bahkan kulit pun akan mengalami perubahan.
Reaksi perubahan tekanan darah dan jantung diketahui dengan alat yang dipasang di pergelangan tangan. Reaksi ritme atau laju pernapasan diketahui dengan alat yang ditempelkan di dada dan perut.
Alat yang digunakan untuk mendeteksi reaksi keringat atau aktivitas elektrodermal, ditempelkan di jari-jari tangan. Seseorang yang berusaha berbohong akan berhadapan dengan tubuhnya sendiri yang bersaksi atas kebohongannya.
Jika di dunia saja tubuh bereaksi melawan kebohongan yang dilakukan, apalagi di akhirat. Kelak di pengadilan akhirat, kaki dan tangan juga akan bersaksi atas kejahatan yang dilakukannya. Allah SWT berfirman:
Pada hari ini Kami tutup mulut mereka dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan. (QS. Yasin ayat 65)
Bukan hanya kaki dan tangan yang menjadi saksi. Bahkan bagian tubuh lainnya yang merupakan ciptaan Allah SWT juga tidak mau menutupi kejahatan yang telah dilakukan. Allah SWT berfirman:
Sehingga apabila mereka sampai ke neraka, pendengaran, penglihatan dan kulit mereka menjadi saksi terhadap mereka tentang apa yang telah mereka kerjakan. Dan mereka berkata kepada kulit mereka: “Mengapa kamu menjadi saksi terhadap kami?” Kulit mereka menjawab: “Allah yang menjadikan segala sesuatu pandai berkata telah menjadikan kami pandai (pula) berkata, dan Dia-lah yang menciptakan kamu pada kali pertama dan hanya kepada-Nya lah kamu dikembalikan. (QS. Fushilat ayat 20-21)
Manusia mengira tubuh yang ia pakai saat ini adalah miliknya. Padahal semua bagian tubuh manusia adalah milik Allah SWT.
Tubuh bekerja atas perintah Allah SWT. Jantung berdetak, kulit berkeringat, rambut memanjang bukan atas kendali manusia.
Manusia merasa memiliki tubuh padahal menjalankannya saja tidak mampu. Wajar saja tubuh lebih mentaati perintah Allah SWT. Tubuh tahu siapa Pemiliknya yang sebenarnya.
Bukan hanya tubuh, perbuatan manusia juga disaksikan oleh bumi. Allah SWT berfirman:
Pada hari itu bumi menceritakan beritanya. (QS. Al Zalzalah ayat 4)
Nabi Muhammad SAW menjelaskan arti ayat tersebut:
Sesungguhnya yang diberitakan oleh bumi adalah bumi jadi saksi terhadap semua perbuatan manusia, baik laki-laki maupun perempuan yang telah mereka perbuat di muka bumi. Bumi itu akan berkata, “Manusia telah berbuat begini dan begitu, pada hari ini dan hari itu.” Inilah yang diberitakan oleh bumi. (HR. Tirmidzi)
Manusia mengira bumi hanyalah benda mati yang tak bernyawa. Benda yang dianggap tidak melihat apa yang dilakukannya. Sebagaimana tubuh manusia, bumi juga makhluk Allah SWT yang selalu mentaati perintahNya.
Bukan hanya bumi, bahkan semua makhluk adalah makhluk yang akan taat dengan semua perintah Allah SWT. Semua akan menjadi saksi jika dikehendaki Allah SWT.
Mereka yang berbohong merasa telah berhasil menipu. Namun, sebenarnya merekalah yang tertipu. Mereka mengira tidak ada yang mengetahui tipuannya. Padahal semua kebohongannya akan dibongkar habis dengan bukti yang sangat banyak.
Allah SWT berfirman:
Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar. (QS. Al-Baqarah ayat 9)
Kejahatan yang dilakukan manusia, selain menjadikan terjadinya kerusakan pada alam semesta juga berpengaruh terhadap tubuhnya sendiri. Sebagaimana kebohongan yang membuat tubuh bereaksi, konon kejahatan yang dilakukan bisa membuat rusak tubuh.
Ada yang mengatakan bahwa terdapat hubungan antara penyakit tertentu dengan perbuatan atau dosa yang telah dilakukan. Perbuatan yang tidak layak dilakukan biasanya akan berpengaruh terhadap emosi. Emosi yang negatif inilah yang akan membuat kerja tubuh menjadi bermasalah.
Emosi yang negatif akan mempengaruhi kerja hormon. Hormon yang bermasalah otomatis akan membuat tubuh mengalami masalah.
Misalnya orang yang menderita penyakit jantung. Biasanya penyakit ini diderita oleh orang yang memiliki karakter suka marah-marah.
Contoh lain, penulis pernah mendengar bahwa orang yang memiliki gangguan pada pernafasan seperti asma bisanya disebabkan karena perasaan sedih yang berlarut-larut. Kesedihan mengganggu kerja paru-paru. Ä°tu sebabnya mereka mengalami masalah dengan pernafasan.
Agar tubuh menjadi sehat, manusia harus berusaha untuk mengendalikan emosinya. Allah SWT memerintahkan manusia untuk tidak marah, sedih, dengki, dan emosi negatif lainnya. Bukan hanya perbuatan, bahkan perasaan dan emosi pun harus tunduk kepada Allah SWT.
Tunduknya alam semesta ini kepada aturan-aturan Allah SWT tercantum dalam ayat berikut:
Maka apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah, padahal kepada-Nya-lah menyerahkan diri segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada Allahlah mereka dikembalikan. (QS. Ali Ä°mran ayat 83)
Semua yang ada di langit dan di bumi adalah tentara Allah SWT. Allah SWT berfirman:
Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. Al-Fath ayat 7)
Mengingat semua yang di langit dan di bumi tunduk kepada Allah SWT, maka berserah diri kepada Allah SWT adalah hal yang tidak dapat dihindari. Manusia yang memilih melawan perintahNya adalah manusia yang lupa bahwa dirinya pun adalah milikNya.
Wallahu a'lam bishshowab
Betapa tubuh memiliki sunnnatullah sehingga bisa dideteksi sesuatu yang berbohong maka tanda-tanda di dalam tubuh yang alamiah akan menunjukkan perbedaan pergerakan atau hal-hal lain sehingga terdeteksi alat khusus agar bisa bisa diketahui oleh. panca indera.
BalasHapusBarakallahu fikkum Ustadz