UXGwYckfCgmqHszQE5iamiTBKMiIQBNym46UNkvU
Lembar Nasihat

Tipu Daya Kehidupan Dunia

 


Charlie Chaplin adalah komedian pada era film masih berwarna hitam putih. Model pelawak yang memiliki kemiripan dengan Charlie adalah Rowan Atkinson (Mr. Bean) yang lebih mengutamakan lawakan dalam bentuk tingkah yang konyol daripada dialog.

Konon pernah diadakan lomba manusia yang paling mirip dengan Charlie Chaplin. Charlie diam-diam ikut mendaftar dengan menggunakan identitas lain. Mungkin karena film-film yang ia bintangi masih berwarna hitam putih dan merupakan film bisu (tanpa dialog) ia hanya meraih juara dua. Kalah dengan orang lain yang dianggap lebih mirip Charlie Chaplin. Sayang tidak ada informasi lanjutan apakah Charlie mengeluarkan KTPnya untuk menunjukkan bahwa ia adalah Charlie Chaplin yang asli.

Seandainya di antara panitia ada yang sudah kenal dengan Charlie, tentu ia tidak akan mendapat predikat juara dua. Charlie pasti tidak akan diperkenankan mengikuti lomba. Namun, karena tidak ada panitia yang kenal dengan Charlie, panitia salah memberikan gelar juara dua kepada Charlie. Charlie berhasil menipu panitia sehingga mereka mengira ia bukanlah Charlie Chaplin yang asli.

Seseorang yang mengenal sesuatu dengan baik akan bisa membedakan mana yang asli dan yang palsu. Anak penulis pernah membawa jam tangannya yang rusak kepada tukang servis jam. Jam tersebut hadiah dari kakak penulis yang dibeli saat bekerja sebagai pegawai medis di luar negeri.

Begitu membuka bagian dalam, tukang servis langsung menanyakan di mana jam tersebut dibeli. Ia mengetahui bahwa jam tersebut mahal harganya. Semua komponen di dalam jam menggunakan bahan-bahan asli yang tidak mudah berkarat. Dengan keahliannya ia bisa mengetahui jam yang asli dan yang palsu. Banyak orang awam yang tertipu membeli jam dengan merk mahal yang ternyata palsu.

Agar tidak mudah ditipu, seseorang harus mengenali sifat sesuatu dengan baik. Salah satu yang sering menipu manusia adalah kehidupan dunia. Bagaimana sifat-sifat dunia di dalam Al-Quran? Allah SWT berfirman:
Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu. (QS. Al-Hadid ayat 20)
Dalam ayat di atas dijelaskan beberapa tipuan dunia. Apa saja efek dari tipuan dunia?

Efek pertama yang timbul akibat tipu daya dunia adalah munculnya rasa sombong atas kemegahan dan kemewahan yang didapatkan dari dunia. Mereka yang termasuk dalam kelompok ini biasanya adalah orang-orang yang mendapatkan peran sebagai orang yang sukses di dunia. Mereka yang memiliki kelebihan kekayaan,keilmuan, ketampanan, kekuatan, kekuasaan, dan lain-lain.

Misalnya ada seseorang yang bermain peran sebagai raja di dalam sebuah drama. Ia sangat menghayati perannya sebagai raja sehingga timbul perasaan lebih tinggi dari pemain drama lainnya. Ia tertipu dengan peran yang ia jalani. Ia lupa bahwa jabatan sebagai raja itu bukanlah karena kehebatannya tetapi hanyalah pembagian dari sutradara. Bisa saja sutradara memilih orang lain untuk menjadi raja.

Di dalam Al-Quran diceritakan contoh pengikut Nabi Musa yang tertipu oleh dunia dan menjadi sombong. Ia meminta Nabi Musa mendoakannya agar bisa menjadi orang kaya sehingga bisa lebih taat beribadah. Setelah hartanya melimpah ia akhirnya menjadi musuh Nabi Musa. Allah SWT berfirman:
Sesungguhnya Qarun adalah termasuk kaum Musa, maka ia berlaku aniaya terhadap mereka, dan Kami telah menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta yang kunci-kuncinya sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat-kuat. (Ingatlah) ketika kaumnya berkata kepadanya: "Janganlah kamu terlalu bangga; sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang terlalu membanggakan diri". (QS. Al-Qashash ayat 76)
Qarun merasa bahwa kekayaannya didapat karena kecerdasannya dalam berbisnis. Di dalam Al-Quran disebutkan:
Qarun berkata: "Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku". Dan apakah ia tidak mengetahui, bahwasanya Allah sungguh telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat daripadanya, dan lebih banyak mengumpulkan harta? Dan tidaklah perlu ditanya kepada orang-orang yang berdosa itu, tentang dosa-dosa mereka. (QS. Al-Qashash ayat 78)
Qarun lupa akan konsep “Laa haula walaa quwwata illa billah (Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan izin Allah)”. Sehebat apapun strategi bisnisnya, jika Allah SWT berkehendak, bisa saja bisnisnya berantakan. Allah SWT adalah “sutradara” yang mengatur jalannya kehidupan. Lagi pula kecerdasannya dalam berdagang serta peluang bisnis yang ada itu juga berasal dari Allah SWT.

Tokoh lain yang tertipu dengan dunia di masa Qarun adalah Fir’aun dan Haman. Fir’aun menjadi sombong karena memiliki kekuasaan sebagai raja dan tidak pernah sakit di dalam hidupnya. Haman menjadi sombong karena ilmu pengetahuannya yang tinggi. Tiga serangkai ini disebutkan di dalam Al-Quran:
Dan (juga) Qarun, Fir’aun dan Haman. Sungguh, telah datang kepada mereka Musa dengan (membawa) keterangan-keterangan yang nyata. Tetapi mereka berlaku sombong di bumi, dan mereka orang-orang yang tidak luput (dari azab Allah).” (Surat Al-Ankabut: 39)
Efek kedua dari tipuan dunia adalah melupakan kematian. Al-Quran memberikan perumpamaan bahwa tumbuhan yang sangat subur sekalipun suatu saat akan mengering dan mati. Semua kehidupan dunia akan berakhir sebagaimana yang ditunjukkan dengan jelas oleh tumbuhan. Meskipun tumbuh mengagumkan dengan batang yang kokoh dan daun yang lebat, suatu saat ia akan mati. Banyak mengingat kematian adalah obat bagi orang-orang yang mengalami tipuan ini.

Efek ketiga dari tipuan dunia adalah melupakan tujuan hidup. Setiap manusia kelak harus mempertanggungjawabkan semua perbuatannya di hadapan Allah SWT. Manusia yang ingat akan tujuan hidupnya akan berusaha menyelaraskan jalan hidupnya dengan apa yang diperintahkan Allah SWT.

Bal’am bin Baura adalah seorang alim yang hidup di zaman Nabi Musa. Sebagai seorang yang berilmu ia mengetahui ke mana tujuan hidupnya. Namun, tawaran harta membuatnya tergoda dan melupakan tujuan hidupnya. Ia berupaya mencelakai Nabi Musa yang akhirnya membuat dirinya semakin tersesat.

Mereka yang memahami dunia akan lebih kebal terhadap tipuannya. Ketika dunia menakutinya (baca juga: https://www.lembarnasihat.com/2023/10/takut.html ) ia bisa menghadapinya. Saat dunia berusaha membuatnya sedih (baca juga: https://www.lembarnasihat.com/2023/10/sedih.html) ia bisa melawannya. Seperti seorang master kungfu yang dengan mudahnya menghindar diri dari tebasan pedang.

Penulis pernah melihat seseorang memberikan pertanyaan teka-teki, “Binatang apakah yang sering bingung?” Ketika lawannya mengatakan “tidak tahu”, ia mengatakan jawabannya adalah monyet. Pemberi teka-teki berharap lawannya akan kebingungan dan bertanya, “Kok monyet?”

Kebingungan lawannya memang hal yang diharapkan oleh pemberi teka-teki. Ia akan segera berkata, “Tuh khan bingung, memang monyet suka bingung, buktinya kamu bingung.”

Namun rupanya lawannya sudah mengenal tipuan tersebut. Ia tidak terlihat bingung bahkan tertawa-tawa. Dengan semangat ia berkata, “Betul, monyet memang sering bingung.” Tipuan pemberi teka-teki tidak berhasil. Justru pemberi teka-tekilah yang akhirnya kebingungan dan ditertawakan lawannya.

Tipuan dunia memang mampu mengguncangkan hati mereka yang tidak memahaminya. Namun, mereka yang mengenalinya hanya tersenyum bahkan tertawa. Anda sudah siap untuk mentertawakan tipuan dunia? Atau masih bingung dan terpedaya oleh tipu daya dunia?

Wallahu a'lam bishshowab

1 komentar

Translate