Perang yang berkecamuk di Palestina baru-baru ini menimbulkan kepedihan yang mendalam. Namun, sikap dari beberapa warga Palestina yang banyak beredar di media sosial membuat dunia terkesima. Sikap yang membuat banyak orang terheran-heran dengan prilakunya.
Meskipun dalam keadaan terluka dan kehilangan keluarga yang dicintai, mereka tetap menunjukkan rasa cintanya kepada Tuhan. Mereka mengucapkan pujian kepadaNya. Sebagian memang tidak mampu menahan tangis. Namun, mereka menunjukkan kesabaran atas ujian dan tidak melakukan perbuatan yang menunjukkan kemarahannya kepada Tuhan.
Ada rekaman video seorang gadis kecil membujuk adiknya yang berada di samping jenazah kakak mereka untuk tidak menangis. Ia mengatakan kepada adiknya bahwa kakak mereka telah menyusul ayah mereka di surga. Ada seorang ayah memeluk mesra jenazah balitanya. Sambil tersenyum ia mengatakan kepada jenazah anaknya untuk menyampaikan salamnya kepada Nabi Muhammad SAW. Banyak lagi rekaman yang menunjukkan kesabaran yang luar biasa.
Sabar adalah wujud dari kesadaran bahwa “semuanya milik Allah dan semuanya akan kembali kepada Allah” (Inna lillahi wa inna ilaihi rojiun). Pantaskah seseorang marah ketika diambil kembali sesuatu yang telah dipinjamkan kepadanya? Semua pasti akan menjawab tidak pantas. Tetapi, hanya sedikit orang yang mampu merelakannya diambil kembali oleh pemiliknya.
Konflik Palestina bermula dari datangnya etnis Yahudi dari berbagai negara ke Palestina. Mereka melarikan diri dari pembantaian yang dilakukan rezim Nazi yang saat itu berkuasa di Jerman. Saat Perang Dunia ke-2, Jerman yang menginvasi Eropa membantai orang-orang Yahudi di Eropa. Peristiwa ini disebut dengan holocaust. Ada yang mengatakan bahwa bangsa Eropa, khususnya Jerman membenci etnis Yahudi karena prilakunya yang buruk. Yahudi juga dianggap penghianat yang menyebabkan kalahnya Jerman pada Perang Dunia ke-1.
Orang-orang Yahudi yang selamat dari holocaust melarikan diri dari Eropa. Namun banyak negara yang menolak kedatangan mereka. Salah satunya adalah peristiwa kapal St. Louis yang membawa pengungsi Yahudi menuju negara Kuba. Setelah ditolak Kuba, kapal tersebut menuju Kanada. Kanada pun menolaknya. Setelah itu mereka berlayar ke Amerika tetapi mendapatkan perlakuan yang sama.
Di media sosial beredar foto-foto dokumentasi kapal di saat itu yang berisi pengungsi Yahudi yang putus asa dengan penolakan kehadiran mereka. Mereka membentangkan spanduk yang bertuliskan “The Germans destroyed our families, don’t You destroy our hope”. Mereka meminta belas kasihan dan memohon agar negara yang mereka datangi tidak menghancurkan harapan mereka.
Beberapa etnis Yahudi ada yang melarikan diri ke Palestina. Kedatangan mereka disambut dengan ramah oleh bangsa Palestina. Mereka kasihan melihat etnis Yahudi yang hidup menderita dan penuh ketakutan. Keramahan bangsa Palestina membuat etnis Yahudi berbondong-bondong datang ke Palestina
Sebelum negara Zionis Yahudi berdiri, kehidupan di negeri Palestina penuh kedamaian. Mereka yang beragama Islam, Kristen, dan Yahudi hidup berdampingan. Di negeri Palestina ada tiga tempat suci yang dihormati. Yang pertama adalah dinding ratapan, tempat umat Yahudi beribadah. Yang kedua adalah Betlehem, tempat kelahiran Yesus (Nabi Isa AS) yang disucikan umat Kristen. Yang ketiga adalah Masjid Al Aqsha yang merupakan kiblat pertama umat Islam. Namun kedamaian ini hilang setelah Zionis mendirikan negara Israel.
Negara Israel didirikan setelah Ben Gurion mendeklarasikannya di Palestina pada tanggal 14 Mei 1948. Ben Gurion kemudian menjadi Perdana Menteri pertama negara Israel. Deklarasi berdirinya negara Israel ini membuat semakin banyak etnis Yahudi di seluruh dunia berkumpul di Palestina. Zionis Israel kemudian merampas tanah dan ladang milik warga Palestina. Mereka membuldoser rumah-rumah warga Palestina untuk mengusir warga Palestina.
Air susu telah dibalas dengan air tuba, kebaikan dibalas dengan kejahatan. Keserakahan Zionis Yahudi untuk menguasai Palestina membuat mereka melupakan jasa bangsa Palestina yang telah memberikan tempat tinggal dan makanan. Zionis Yahudi tidak puas dengan apa yang telah diberikan bangsa Palestina. Mereka ingin mengambil semuanya dengan alasan bahwa dulu nenek moyang mereka diperintahkan nabi Musa AS untuk masuk ke “tanah yang dijanjikan” yaitu Palestina.
Di dalam Al-Quran diceritakan kisah bangsa Yahudi yang melarikan diri dari kejaran raja Fir’aun. Setelah Fir’aun ditenggelamkan, Nabi Musa AS menyuruh bangsa Yahudi untuk pergi ke Palestina. Namun mereka menolak dan membangkang perintah Nabi Musa sehingga mereka dihukum Allah SWT tersesat di padang Tih. Mereka tinggal di padang Tih sampai akhirnya generasi yang menerima perintah Nabi Musa AS tersebut meninggal semua.
Pemerintah Indonesia mendukung perjuangan bangsa Palestina. Presiden Soekarno pada tahun 1962 berkata, “Selama kemerdekaan bangsa Palestina belum diserahkan kepada orang-orang Palestina, maka selama itulah bangsa Indonesia berdiri menantang penjajahan Israel. Kami bangsa Indonesia konsisten dengan janji tersebut.”
Penjajahan Zionis Israel kepada Palestina serupa dengan penjajahan VOC Belanda kepada Bangsa Indonesia. VOC yang merupakan singkatan dari Vereenigde Oost-Indische Compagnie semula adalah perusahaan yang datang ke Indonesia untuk berdagang. Setelah mereka memiliki senjata yang banyak, mereka mulai menjajah Indonesia. Bangsa Indonesia bangkit berjuang. Munculah gerakan-gerakan perlawanan yang akhirnya berhasil mengusir penjajah Belanda.
Sebagaimana perjuangan bangsa Indonesia, bangsa Palestina pun bangkit untuk melawan kependudukan Zionis Israel. Berdiam diri justru akan membuat bangsa Palestina semakin hancur. Ribuan warga Palestina berada di dalam penjara-penjara Zionis Israel. Mereka mengalami siksaan yang berat. Penangkapan terus berlanjut dan perampasan wilayah terus dilakukan oleh Zionis Israel.
Salah satu gerakan perlawanan yang muncul adalah gerakan Harakah al-Muqawwamah al-Islamiyyah (HAMAS). HAMAS dicitrakan sebagai teroris karena berperang melawan tentara Zionis Israel. Pada tanggal 7 Oktober 2023, HAMAS melancarkan serangan terbesarnya dalam sejarah yang disebut dengan nama operasi Badai Al Aqsha
Zionis Israel membalasnya dengan menyerang membabi buta. Berbeda dengan HAMAS yang mengincar pasukan militer, Zionis Israel tidak memperdulikan sasaran yang diserang. Rumah sakit, dan tempat tinggal rakyat sipil tidak luput dari serangan. Dari lima belas ribu korban tewas di pihak Palestina, enam ribu adalah anak-anak dan empat ribu adalah wanita.
Saat pertukaran tawanan, ada hal yang menarik perhatian dunia. Tawanan yang ditangkap Zionis Israel mengalami cedera berupa memar-memar dan patah tulang. Sebaliknya tawanan yang ditangkap HAMAS tampak sehat dan akrab dengan prajurit HAMAS yang menjaganya. Dari tatapan mata para tawanan menunjukkan mereka tidak mengalami ketakutan sama sekali. Mereka yang disiksa tentu akan menatap tajam kepada penyiksanya atau tidak menatapnya karena perasaan kebenciaan.
Saat prajurit Hamas mengucapkan “Bye Maya” (selamat berpisah Maya), sandera yang bernama Maya menatap sang prajurit dengan pandangan berat untuk berpisah dan membalasnya, ‘Bye, syukron” (selamat berpisah, terimakasih). Adegan perpisahan antara tawanan dan prajurit ini tentu membuat heboh netizen di dunia media sosial. Sampai ada yang berkomentar, “Besok-besok kalau melepaskan tawanan jangan gitu, bikin cemburu aja.”
Prajurit HAMAS tersebut telah berlaku adil. Ia telah menjaga tawanan dengan baik meskipun Zionis telah berlaku tidak adil kepada bangsanya. Ia telah menjalankan perintah Allah SWT untuk berbuat baik kepada tawanan perang. Allah SWT berfirman:
Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan. (QS, Al-Insan ayat 8)
Kesabaran yang ditunjukan rakyat Palestina dan keadilan prajuritnya karena melaksanakan perintah Tuhan menunjukkan hubungan mereka yang dekat denganNya. Mereka membuat cemburu banyak orang. Mereka membuat banyak orang berpikir untuk mengevaluasi kembali hubungannya dengan Tuhan.
Wallahu a'lam bishshowab
Kebaikan kaum muslimin terbukti diseantero jagat selama-lamanya
BalasHapus